Kamis, 28 April 2011

Saat Jilbab Terasa Berat



“Seandainya patung piramida bergeser dari tempatnya sekalipun, aku tetap tak akan berjilbab. Tidak akan pernah!” Perkataan itu diucapkan oleh seorang gadis di Arab Saudi. Dan gadis tersebut, sebagaimana yang diceritakan oleh Syaikh Isham Muhammad Syarif, adalah sesosok korban dari keluarga yang tidak peduli terhadap perintah-perintah Allah, pergaulan yang buruk, serta keadaan masyarakat yang tidak melarangnya dari perbuatan yang melanggar syar'i tersebut.

Tak perlu jauh-jauh untuk ke Arab Saudi. Di Indonesia pun, kita mendapati sekian banyak muslimah yang masih enggan mengenakan jilbab. Alasannya pun beragam. Di antara beberapa alasan yang sering dilontarkan oleh para muslimah yang masih enggan menutup rapat auratnya tersebut adalah berikut ini:

1. "Berjilbab bukanlah satu kewajiban bagi wanita. Ia bisa digantikan oleh akhlak santun dan niat yang baik. Pada dasarnya, hakikat kesucian seorang gadis dan rasa malunya tidaklah terletak pada jilbab. Lihatlah, berapa banyak wanita berjilbab tapi justru berperilaku buruk. Sebaliknya, banyak wanita yang tak berjilbab, namun memiliki akhlak yang mengundang banyak pujian...."

2. "Aku menunaikan shalat, berpuasa, memberi sedekah kepada fakir miskin, dan juga mempergauli masyarakat dengan baik. Lebih berhargakah jilbab dibanding ibadah-ibadah agung ini? Apalagi jilbab tidak lebih dari sekedar urusan penampilan belaka. Bukankah Allah tidak melihat rupa dan fisik, tapi Dia memperhatikan hati dan amalan kita?"

3. "Aku ingin menikmati masa mudaku. Dan jilbab justru menghalangiku mewujudkan hal itu dan menjauhkanku dari memakai pakaian yang ingin aku kenakan. Serta, jilbab tidak memberiku kebebasan pergi ke tempat yang aku suka untuk menikmati masa mudaku, seperti: pantai, bioskop, mall, dan tempat-tempat kongkow lainnya...."

4. "Nanti sajalah berjilbabnya, aku sekarang belum siap. Lagian, di cuaca panas begini, jilbab hanya akan membuatku kegerahan. Dan pula, jilbab membuat penampilanku tampak kampungan dan tidak gaul...."

5. "Jilbab adalah pakaian 'muslimah fundamentalis' dan termasuk adat jahiliyah yang usang. Sementara sekarang ini, pamer aurat telah menjadi sesuatu yang lumrah dan biasa, sehingga tidak menarik perhatian dan tidak lagi memancing syahwat karena telah tersebar di semua tempat. Jadi, tidak perlulah menanggapinya secara ekstrim. Bukankah agama kita ini mudah?"

6. "Sebenarnya, aku ingin berjilbab, tapi nanti sajalah kalau aku sudah menikah. Karena saat ini aku masih muda, dan aku ingin menikmati masa mudaku tanpa keterkungkungan dan ruang gerak yang terbatas. Aku ingin menjadi anak muda yang bebas dan merdeka.... "

7. "Sejatinya, aku ingin berjilbab. Akan tetapi, suamiku ternyata tak setuju. Begitu juga dengan kedua orangtuaku, mereka tak merestuiku untuk mengenakan jilbab. Alangkah tidak baiknya ketika aku harus mendurhakai suami dan orangtuakua serta membuat runyam hubungan kekeluargaan hanya dikarenakan masalah jilbab. Karenanya, aku tak jadi mengenakan jilbab demi membahagiakan dan menaati mereka...."

8. "Sekarang ini adalah era emansipasi wanita. Apabila aku berjilbab, berarti aku tidak mengakui adanya emansipasi dan modernisasi wanita. Dan pula, masyarakat seringkali mengejek gadis berjilbab dengan sebutan kolot. Dan aku tidak ingin memperoleh predikat tersebut...."

9. "Berjilbab justru menggangguku saat sedang bekerja. Dengan kondisi ekonomiku yang sulit ini, aku ingin mendapatkan pekerjaan. Dan berjilbab seringkali menghalangiku untuk mendapatkan pekerjaan yang bergaji baik...."

10.  "Bicara tentang jilbab sama dengan membicarakan 'sisi luar' ajaran Islam. Padahal masih ada ajaran yang lebih penting ketimbang jilbab. Pun agama Islam bukan hanya jilbab. Kemudian yang menjadi ukuran adalah mayoritas, sementara mayoritas gadis dan wanita di masyarakat tidak mengenakan jilbab. Apakah itu berarti mereka semua sesat?"

Hmm... bagaimana reaksi Anda ketika melihat berbagai alasan dilontarkan karena enggan mengenakan jilbab? Di posisi manakah Anda di antara sekian alasan sebagaimana yang tersebut di atas? Ataukah justru semua alasan-alasan tersebut berkumpul menjadi satu dalam diri Anda? Semoga saja tidak yah...


Syaikh Isham Muhammad Syarif, dengan sangat sistematis, kemudian menyusun sebuah kitab yang berjudul Hiwâr ma'al Mutabarrijât: Rudûdun Hâdi'ah ‘alâ Syubuhâtil Mar'atil Mutabarrijah. Dalam kitabnya tersebut, beliau membantah semua alasan-alasan yang dikeluarkan oleh para muslimah yang masih enggan untuk mengenakan jilbab. Buku ini, sangat layak dan juga cocok untuk dijadikan pegangan bagi para muslimah agar keyakinannya semakin mantab untuk mengenakan jilbab. Dan juga, menjawab keraguan bagi mereka yang masih enggan mengenakannya. Agar yang sudah mengenakan jilbab hatinya menjadi semakin mantab, dan bagi yang belum berjilbab, agar mensegerakan diri untuk berjilbab

 Keteguhanmu Bersumber dari Keyakinan yang Kokoh

Duhai para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan agama ini. Jadi, tidak usahlah engkau hiraukan kritikan dan gunjingan banyak orang. Bukankah hisab Allah di hari kiamat lebih dahsyat dan mengerikan? Janganlah mengejar kerelaan dari manusia tetapi justru mendapatkan kebencian dari Rabbmu. Karena seperti telah engkau tahu, ridha-Nya adalah jaminan keselamatan dan juga kebahagiaan. Maka, perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika berjilbab.  
Duhai para muslimah, keteguhanmu bersumber dari keyakinanmu yang kokoh akan agama ini. Maka, jika nanti, suatu kali, ketika engkau telah tersadar karena memilih jalan yang salah kemudian bertekad kembali ke jalan-Nya, akan kau temui orang-orang yang berupaya menggoyah segala keyakinamu dengan tekanan “inovasi-inovasi” yang mencengkerammu seperti laba-laba mencengkeram dan melilit mangsanya yang sudah tak berdaya. Mereka mengingatkanmu pada sosok-sosok yang sukses dan terkenal dikarenakan tidak mengenakan jilbab. Jika itu tidak berhasil memperdayamu, mereka akan mengingatkanmu pada keindahan dunia ini berikut kelezatan serta perhiasaannya yang menggoda. Setelah itu, kau pun kan diperdaya dengan inovasi-inovasi lain yang lebih berbahaya dan menggila. Maka, perkokohlah keyakinanmu, engkau takkan lagi terasa berat ketika berjilbab. 
Dan aku pun menjawab, aku bukanlah wanita murahan
Bagaimanalah mungkin kupamerkan kecantikan
Setelah Rabbku menunjukkan jalan kebenaran
Bagaimana mungkin aku berjalan menuju kesesatan
Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan bagi para wanita muslimah untuk menjauhi penyakit tabarruj yang telah menggerogoti tubuh umat, mengancam eksistensi dan juga sendi-sendinya. Semoga, dengan ini, jilbab tak lagi terasa berat. Baik yang sudah mengenakannya, maupun yang belum.

Rabu, 27 April 2011

Karikatur

Pengadilan Negeri Sesat :-D


















Indonesi Idol 2009

















Anti Subsidi















Gosip Jalanan

















Indonesia Bisa !!



















sumber : http//kolomkita.detik.com